(cerpen) bukan penghalang #1
Waktu begitu cepat berlalu,
hari demi hari silih berganti...
Sang mentari menyinari pagi hingga sore dan berganti bintang
dan bulan yg menghiasi sang malam...
Tak tergantikan dan takkan terlupakan,
Kau yg pernah singgah di kehidupanku,
Kau yg pernah membahagiakan hatiku walaupun sejenak dalam
hidupku..
Namun semua cerita dan kenangan kita bersama terukir selalu
di langit bersama bintang dan bulan yg
tak pernah pergi meninggalkan bumi.
Mungkin orang mengira diriku ini gila, sendiri di pantai yg sunyi ini seperti tak tau arah jalan ataupun kehidupan. Mengingat semua akan bayang-bayangmu yg pernah mencintaiku tulus tanpa melihat keadaan atau keburukanku. Kau yg pernah duduk di sampingku berdua disini takkan pernah terlupakan, namun kini yg tersisa hanyalah penyesalanku. Penyesalan semua kelakuanku, semua akibat keburukanku, hanyalah kau yg slalu menemaniku di atas, di langit terindah menungguku untuk menjemputmu.
Tahun
1989, di beberapa Sekolah Menengah Pertama mungkin terkenal sekali obat-obatan terlarang
atau yg di sebut narkoba. Pada saat itu tepat diriku menginjak bangku SMP,
namaku Richard Aji Prasetyo. Lahir dari kedua orang tu terpisah pada saat aku
masih umur 6tahun, dari kecil aku di asuh mamahku bersama paman dan bibi. Dulu
aku di kenal anak pendiam di sekolah maupun di rumah karena aku yg paling males
keluar rumah soalnya di rumah semua sudah di penuhi, mainan,laptop atau apalah
sudah tercukupi, tapi ada sesuatu tersembunyi dalam benakku. Aku selalu
bertanya-tanya dalam hati di saat ada teman yg sedang bercanda dengan kedua
orang tuanya, sampai suatu saat aku ingin mengenal kehidupan luar. Kehidupan yg
liar dan mencekam kata bibiku saat aku masih kecil. Di sekolah aku terkenal
banyak cewek yg naksir, tak taulah karena kekayaan atau apalah tapi aku tak
memikirkannya. Richard yg dulu dan sekarang memang sudah berbeda, dulu yg
sering di rumah online atau main apa ajalah sekarang menjadi jarang si rumah.
Bersama teman-teman nongkrong,godain cewek di pinggir jalan atau balapan motor
di jalanan sudah menjadi hal biasa dalam hidupku.
Suatu hari aku melihat
sesosok cewek di sekolah yg mempesona dalam hatiku dan aku ingin dekat
dengannya. Kata temen-temen sih tuh anak pendiam tpi tak apalah yg penting
buatku dialah yg terbaik. Hari demi hari berlalu seakan melayang diriku semakin
dekat dgn tuh cewek, yg kata temen-temen tuh anak yg pendiam sekareang setelah
deket dgnku dia jadi anak cewek biasa kaya lain-lainnya. Sampai suatu ketika
aku mengenal narkoba yg marak pada saat itu di kalangan anak SMP. Tak taulah
karena apa atau mungkin karena pergaulan bebas yg aku jalani, semakin lama aku
menjadi semakin mencandu obat-obatan terlarang tersebut. Aku tak mau cewek dan
mamahku tahu tentang diriku ini. Hari hari aku jalani dengan tenang namun
selalu memakai obat tersebut, tak di sekolah, di rimah atau dimana saja aku
selalu ingin memakainya. Sudah sering mamah , paman dan bibiku menanyakan
keadaanku yg semakin dewasa semakin menjadi pendiam di rumah. Lama semakin lama
cewek yg selalu menemaniku kuperkenalkan
kepada orang rumah, ramah dan tamah semua menanggapinya, setiap hari aku ajak
cewek itu ke rumah, makan bersama, bercanda di kamar bareng dan sekali-kali
bareng bareng dengan keluargaku tapi mereka semua belum mengetahui jika aku
sekarang menjadi pecandu narkoba, namun hari demi hari ku lewati bersama seorang kekasih dengan bahagia bersama keuarga... #Bersambung~
Komentar