Benarkah Semakin Anak Nakal, Semakin Banyak Teman?
Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh
Hai... ✋✋
Pada kali ini saya ingin membahas tentang pikiran sebagian banyak orang jika seseorang atau anak semakin nakal akan membuatnya mempunyai banyak teman atau dikenal sebagian banyak orang. Oke, langsung aja menuju topik pembahasan👇 karena basa basi sudah telalu banyak dalam media sosial.
Sebelum kita menyelam sambil minum kopi, alangkah baiknya kita mengerti atau setidaknya mengenal karena tak kenal maka tak sayang😕 maksud saya mengerti atau tahu apa arti dari sebuah kata "Nakal" itu sendiri. Menurut https://kbbi.web.id/nakal maaf karena saya memang kurang dalam memiliki buku-buku bahasa. Nakal adalah (1) suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dan sebagainya, terutama bagi anak-anak), (2) buruk kelakuan (lacur dan sebagainya) dan Kenakalan adalah (1) sifat nakal, perbuatan nakal, (2) tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh: Membolos sekolah, Bullying atau membully teman, dan masih banyak lagi. Setelah mengetahui arti dan sifat dari kata "Nakal" dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
- Nakal merupakan sebuah perilaku tidak baik dari satu orang ke orang lainnya.
- Nakal merupakan perilaku menyimpang atau tidak sesuai dengan umurnya dalam berperilaku di masyarakat atau umum.
- Nakal merupakan sifat atau perilaku seseorang yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
Sekilas cerita, banyak orang beranggapan anak yang tidak menurut atau tidak patuh terhadap orang tuanya merupakan sebuah awal dari kenakalan anak tersebut. Padahal jika analisis lebih detail lagi, seorang anak yang tidak menurut atau tidak patuh kepada orang tua pasti memiliki sebuah alasan mengapa anak tersebut seperti itu dan karena pikiran anak tersebut belum memiliki banyak pengalaman dalam mengeluarkan pendapat, maka anak tersebut menolak atau tidak mematuhi orang tuanya. Dalam konteks sosial, setiap anak memiliki masa perkembangan yang berbeda-beda. Disinilah peran orang tua sangat besar dalam mendidik anak untuk bersosial dan mengeluarkan pendapat sesuai norma-norma yang berlaku. Seperti halnya Mengobrol yang baik tanpa menyakiti, Memperkenalkan diri dengan orang asing, berperilaku sopan santun dgn orang yg lebih tua, dan masih banyak hal lagi. Menurut saya kunci dari mendidik anak agar menjadi anak yang patuh dan mengerti tentang aturan dalam bermasyarakat adalah keterbukaan dan komunikasi aktif. Semakin aktif komunikasi anak dengan orang tua, semakin terbuka pula anak itu mengeluarkan pikirannya atau pendapatnya. Dengan demikian anak akan mengerti dan memahami pola pikir bermasyarakat seperti halnya membedakan mana yang baik dan buruk, saling menghormati dan menghargai, tolong menolong sesama manusia, saling mengingatkan dan banyak hal lain yang mungkin belum pernah mereka bayangkan dalam otaknya.
https://www.instagram.com/dijedjedje/ |
Saya ada cerita menarik dari teman saya yang menjadi perantau di luar kota. Disaat kita berada di tempat baru atau asing, hal yang pertama kita pikirkan adalah bagaimana cara beradaptasi bukan? dan menurut teman saya cara terbaik dalam beradaptasi adalah kalian harus masuk kedalam kehidupan masyarakat disekitar dengan mengerti batasan dari tubuh kita namun tidak menutup kemungkinan membuka sebuah hal baru yang seharusnya sudah kita pikirkan resikonya. Katakanlah kalian merantau di luar kota sebagai buruh pekerja keras, dalam hal ini anda berada di daerah sekitar pelabuhan yang notabene banyak orang keluar masuk dalam daerah tersebut. Bukan bermaksud menjelekkan atau berburuk sangka, Setiap buruh pekerja di sekitar pelabuhan pasti disiapkan untuk selalu siap bekerja keras tanpa tahu batas dari kemanusiaan atau manusiawi. Tentu para pekerja pasti memiliki caranya masing dalam menjaga ketahanan tubuh agar selalu siap siaga jika dibutuhkan. Apakah mereka berolahraga? tentu sudah tidak ada waktu karena yang butuhkan adalah uang bukan otot seperti binaraga atau stamina seperti atlit. Banyak cerita dan pengalaman yang saya dapat entah itu dari teman, kerabat, saudara atau pengalaman pribadi tentang cara menjaga tubuh agar selalu siap kerja. Dalam dunia kerja, sudah tidak asing dengan namanya dopping atau penunjang tubuh. Dan setiap orang memiliki penunjangnya sendiri-sendiri, adapun menjaga pola makan dan tidur, obat-obatan, jamu, sampai dengan zat adiktif atau narkoba. Dari sekian banyak orang yang saya temui entah itu buruh pekerja lepas, pegawai kantoran hingga manager suatu perusahaan atau bos, mayoritas orang menjadikan obat-obatan, jamu dan zat adiktif sebagai penunjang aktifitasnya. Disini saya berkata apa adanya yang terjadi di lapangan tanpa ada yang ditutupi, memang penyalahgunaan obat-obatan, minuman keras yang masuk dalam kategori jamu dan zat adiktif adalah hal yang lumrah terjadi di kalangan pekerja.
https://www.instagram.com/dijedjedje/ |
Kembali ke dalam konteks "Benarkah Semakin Anak atau Orang Nakal, Semakin Banyak Teman?". Jika menurut analisis dan pengalaman yang pernah terjadi, ya memang semakin orang atau anak nakal akan semakin banyak pula temannya. Mengapa? karena di zaman seperti ini, orang selalu berpikir tentang cara cepat atau instan tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi di kedepannya. Seperti halnya remaja atau anak Mabuk-mabukan hanya untuk melupakan masalah entah itu pribadi atau umum, lalu penggunaan obat-obatan dan zat adiktif untuk menjaga tubuh pekerja agar selalu siap bekerja. Berawal dari kebutuhan lalu menerima berbagai macam saran, mayoritas orang pasti memilih cara cepat atau instan. Dan dari situlah tumbuh relasi-relasi karena sesama menggunakan dan satu pemikiran.
Kesimpulannya adalah "Benarkah Semakin Orang atau Anak Nakal, Semakin Banyak Teman?" ya!! Namun nakal atau kenakalan itu bersifat relatif, tergantung darimana kalian melihatnya karena mereka yang anda sebut nakal hanya melakukan sebagaimana mereka lakukan yang dalam pemikiran mereka dan kelompoknya itu adalah hal wajar. Dan untuk membuat kita semakin banyak teman bukanlah menjadi nakal tapi kita hanya butuh fleksibilitas dalam menerima orang luar atau asing dan sadar diri serta rasa menghargai kita dalam menerima pendapat orang lain namun kita juga harus mempunyai filter atau batas diri dalam menerima orang lain. Sekian pembahasan saya kali ini tentang "Benarkah Semakin Anak Nakal, Semakin Banyak Teman", semoga ada manfaat bagi kalian yang membaca dan apabila ada kekurangan saya mohon maaf.
"Hargailah orang lain, maka orang juga akan menghargaimu"
Wassalamualaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh
Komentar