(cerpen) bukan penghalang #2


          
       
                 2tahun berlalu....
Aku mampu naik kelas dgn nilai baik, baik memakai obat dan baik membolos. Mamah, paman dan bibiku  marah dan jengkel karena kelakuanku di sekolah yg selalu membolos. Cewek yg dulu ku suka kini juga tinggal kenangan. Dia pergi meninggalkanku dgn cowok lain. Hidupku hancur, namun  tak tahu apa yg kupikirkan. Aku bahagia dgnku yg seperti ini,tapi atas semua kelakuanku mamah menghukumku dgn melaranng keluar rumah selama-lamanya karena sebentar lagi ujian kelulusan menungguku. Entah bagaimana semuanya kulakukan. Hari hariku hanya kesepian yg menemani. Suatu hari aku putuskan untuk pergi dari rumah bersama teman-teman jalananku.
                Hari yg di nanti sudah datang, mungkin ini jalan yg terbaik untukku. Sebelum aku pergi, aku meninggalkan sepucuk surat untuk mama yg kusayang. Seminggu aku lewati di jalanan bersama kawan, tak ada sekolah dan yg ada hanyalah mengamen untuk makan dan memakai obat-obatan serta minuman keras. Lama-lama aku lelah merasakan hidup seperti ini, aku rindu kasih sayang mama, aku rindu teman-teman di sekolah. Aku bingung harus memilih yg mana. Sampai suatu saat waktu aku ngamen di jalan, aku bertemu dgn mamaku. Seperti tersambar petir jantungku langsung berdegup kencang. Langsung aku mengajak teman-temanku lari dari tempat itu, akhirnya aku lolos dari mamaku. Tak terasa sudah sebulan aku hidup disini dan untuk merayakan sebulannya aku hidup di jalanan. Anak-anak mengadakan pesta bersam nanti malam dan itu syaratnya pagi sampai sore ini aku dan temanku harus ekstra keras dapatkan uang buat pesta nanti malam. Matahari pun sudah  akan tenggelam, ternyata teman-teman sudah berkumpul. Banyak minuman, obat-obatan disini. Semalaman aku minum,makai semuanya hingga tak terasa matapun sudah berkunang dan tak tahu arah. Aku lihat sekitar ternyata anak-anak semua juga sudah pada mabuk dan tertidur, namun kaget melihat dari kejauhan sorotan lampu mobil polisi mendekatiku. Kontan aku langsung berlari sembunyi agar mereka tak mengetahuiku, namun sesal yg tersisa dari semua itu. Teman dan kawanku semua tertangkap basah oleh polisi. Bingung,pusing,lelah dan tak tahu arah, hanya bermalam dengan bintang untukku. Kubulatkan tekad esok pagi aku pulang ke rumah, walaupun beribu perasaan memberatkan langkahku.
                Sesampainya di depan rumah...
Seperti tak mengenal tempat ini. Rumah yg dulu bersama mama membesarkan diriku, tempat dimana aku terdiam dengan semua pilu di hati. Berat hati ku ketok sebuah pintu, namun heran diriku akan keadaan seperti ini. Dimana paman dan bibi ?? yg ku hafal hanyalah setiap pagi mama pergi kerja hingga sore hari. Entah berapa lama menunggu, tak terasa aku tertidur di depan pintu namun kagetnya lagi aku terbangun sudah di dalam kamar. Kamar yg tak asing lagi olehku, laptop,playstation tertata rapi di dalamnya. Sedih mengingat semua masa-masa laluku. Aku yg dulu pendiam,tak dikenal oleh orang di sekitar tapi sekarang hancur. Malam menjelang aku berniat keluar kamar untuk menemui keluargaku namun apa daya seperti hilang di telan bumi rumah terasa sepi tak seperti biasanya. Mama mungkin belum pulang dari kerjanya tapi paman dan bibi ku tak tahu. Kuputuskan untuk kembali ke kamar, tersesal kini ku menyesal. Kawan-kawan mungkin sekarang hanya tersiksa di dalam jeruji besi. Mungkin karena pengaruh obat-obatan atau mungkin juga aku kelelahan ku tertidur kembali. Hingga esok pagi aku terbangun hanya mampu duduk dan termenung. Tak ada mama,tak ada paman dan bibi, tak ada kawan yg menemani. Kesepian, kesepian dan kesepianlah hidupku. Lalu ku pacu motorku untuk melihat sekeling serta menengok sekolahku. Melihat dari depan teman-teman ceria, bersenang senang bersama, semakin sedih rasa di hati ini. Tak ingin kemana lagi, aku hanya ingin merenungi semuanya sendiri. Aku ingin kembali seperti dulu namun aku tak mampu berlari dari ini dari sebuah barang ini.
                Sore hari saat mama sudah pulang...
Di mulai dengan minta maaf kepada orang yg paling kusayang, dengan tetesan air mata ku peluk mama. Ku mohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan bodohku dan aku ngomong jika ingin bersekolah lagi. Ternyata semua orang sudah mengerti akan kejadianku yg dulu serta sekolahan tak mengeluarkan diriku atas tindakanku dulu. Dengan menghapus air mata aku tersenyum bahagia, gembira dalam hati. Keesokan paginya aku berangkat lebih dulu karena sudah tak terbatas rindu dengan kawan-kawan. Hari itu, hari pertama di sekolah aku bahagia dan senang karena bisa bercanda tawa bersama lagi. Namun aku merasa ada yg kurang dalam hari-hariku, tanpa pikir panjang dengan mengendap-endap aku coba memakai obat. Entah mengapa aku merasa ini tak seperti biasanya, aku merasakan pusing yg berlebihan. Mata menjadi kunang dan....
                Terbangun di ruang ICU di rumah sakit....
Masih terasa agak pusing, aku melihat sekitar. Dan betapa kagetnya aku telah di rumah sakit. Aku hanya melihat mama tertidur di sampingku tanpa mengetahui alasan mengapa aku disini. Sementara aku berpikir, tiba-tiba mama terbangun dan langsung memelukku dengan menangis. Mama bercerita panjang lebar banget. Katanya tadi ada temenku cewek yg menelpon mamaku lewat hapeku bilang klo aku OD(Overdosis), lalu dia yg nungguin aku hingga malam mama pulang dari kerja. Bingung dan bercampur kaget aku memikirkan siapa cewek tersebut. Mama langsung bertanya tentang kejadian OD itu, mengapa aku OD?? Lalu dokter masuk ke ruanganku dan berkata jika aku menggunakan obat-obatan terlarang(Narkoba). Tangisan mamaku semakin menjadi saat mendengar perkataan dokter tersebut, aku pun juga ikut menangis atas tindakanku yg membuat sedih mama. Bukannya memarahi atau ngomong sesuatu mama langsung pergi meninggalkanku. Memang semua ini salahku, aku hanya mampu menangis terpaku di ruangan itu hingga aku tertidupun aku tak tahu jam berapa. Esok paginya aku hanya melihat sesosok cewek sekolahku yg menyiapkan makanan untukku. Tak tahu siapa, aku lupa semua dengan teman” sekolahku. Kagetnya lagi saat dia mengetahui aku terbangun, dia langsung menyuapiku dengan tersenyum dia menasehatiku. Saat aku ingin menanyakan siapa dia, beliau langsung menyodorkan sesuap makanan ke mulutku. Lalu dia ngasih tahu nama dan ternyata di satu kelas dengan dan dia sudah tahu dari dulu jika aku selalu menggunakan narkoba. Hingga malam hari dia menemaniku dan bercerita-cerita panjang tentang sekolah kepadaku, saat aku tertidurpun dia juga belum pulang. Tak tahu sampai jam berapa dia menungguku dan aku pun tak mengerti mamaku sama sekali.
                3hari di rumah sakit hingga aku di perbolehkan untuk pulang....
Hari hariku selalu ditemani cewek sekelas ku itu, gak di rumah , di sekolah atau dimanapun aku selalu bersamanya. Lama-lama aku mampu melupakan narkoba walaupun setiap malam aku selalu resah namun aku yakin aku pasti bisa berubah. Namun selama ini aku tak pernah bertemu mama, sekarang yg ada di rumah hanyalah seorang pembantu yg tak ku ketahui datangnya kapan. Hingga ujian kelulusanpun sudah tinggal menghitung hari. Setiap malam aku selalu mengajak temanku cewek untuk belajar di rumah, yah sekalian untuk menemaniku karena mamaku gak ada.
                Hari ujian kelulusan....
Paginya aku ingin sekali bertemu dengan mama, tapi yg ada hanyalah sms dari mama untuk semangat belajar dan semoga sukses mengerjakan ujian. Sedih rasanya hati jika selalu begini, namun setelah datang di sekolah ada dia yg selalu membuatku ceria, ada yg selalu ngertiin bagaimana perasaan seorang mama yg tahu kalo anaknya seperti aku. Ujian hari ini aku jalani dengan lancar, dengan kesedihan hati. Setelah pulang sekolah aku hanya ingin di rumah sendiri, aku ingin muak dengan semua ini. Aku gak mampu menahannya, mungkin hanya obat ini teman yg selalu menemaniku. Gak terasa aku tertidur hingga pagi hari, tetap gak ada mama yg menemaniku dan memberi semangat. Hingga ujian pun selesai mama tetap gak terlihat di rumah. Setiap hari setiap waktu aku selalu bercerita dengan dia dan hanya dia yg bisa ngerttin hidupku. Namun saat dia tahu kalo aku masih menggunakan narkoba, seperti mama yg memarahiku dia sama seperti mamaku tapi dia selalu ngomong kalo dia cinta aku walaupun bagaimanapun diriku. Hingga pengumuman kelulusan aku pun selalu bersamanya suka maupun duka, setelah mengetahui kita berdua lulus dengan nilai baik aku ngjakin dia buat berlibur.
                Liburan pun datang....
Hari masih sangat pagi aku menjemput dia di rumahnya, walaupun dengan motor bukan masalah baginya ataupun bagiku. Kami berangkat menuju tempat yg sudah kita tentukan dulu. Sekitar 2 jam perjalanan kami akhirnya sampai di suatu pantai yg di rencanakan. Kami langsung check in penginapan sebentar untuk beristirahat. Sore harinya aku ngjakain dia buat cari makan di deket pantai sambil menikmati sunset, rasanya sangat romantis sekali. Pada saat itu aku memberinya sebuah cincin sepasang dan kita berjanji kalo hanya maut lah yg mampu memisahkan cinta kita berdua. Malam itu pun aku seperti sepasang suami-istri hingga tertidur pun kami selalu bersama. Esok paginya aku bahagia sekali di saat melihat pantai lewat jendela kamar, aku melihat sesosok wanita yg aku rindu-rindukan sedang berjalan di pinggir pantai sendiri. Tanpa membangunkan dia aku langsung keluar menemuinya, dengan isak tangis kerinduan aku memeluk mama yg sejak lama tak bertemu. Lama sudah aku dan mamaku duduk berdua sambil mendengarkan mama bercerita mengenai kesedihannya mengetahui diriku menggunakan narkoba, lalu cewekku keluar dan menemuiku bersama mamaku. Mama bahagia mengetahui cewek yg dulu selalu menjagaku hingga kini masih bersamaku, namun aku tak mengira sebelumnya dengan menahan tangis mama bilang bila aku harus meneruskan sekolah di luar negri. Tak mampu lagi aku mengingat semua, yg teringat hanyalah kejadian saat itu. Mungkin untuk membuatku lupa akan kepindahanku dia mengajakku berlayar sekitar 2atau 3 hari. Sehari didalam pantai aku sedikit melupakan perkataan mamaku dulu namun di hari kedua adalah hal yg tak pernah terlupakan dalam hidupku. Saat itu kami masih berduaan di atas kapal, hujan pun turun dan langit semakin mendung. Kata kapten di kapal tersebut akan ada badai untuk malam ini. Akhirnya kami berdua menikmati makan di dalam kapal, mungkin karena terjadi badai di luar kapal pun bergoyang dengan dahsyat. Di saat aku ingin mengajak masuk kedalam kamar, kami merasakan kapal yg kami tunggangi seperti membentur sesuatu yg membuat goncangan dalam kapal terasa berat. Setelah meninggalakan dia di kamar lalu aku ingin menuju dek kapal untuk bertanyha bagaimana situasi di luar. Sebelum sesampainya di dek, kapal kembali terguncang hingga terbalik. Air langsung menelusuri ruangan” di kapal, aku pun dengan bersusah payah kembali ke kamar dia. Namun tuhan berkata lain, kamar dia tak bisa terbuka lagi. Saat aku tahu kapal sudah tenggelam, aku masih bersusah payah membuka kamar tersebut namun aku jatuh pingsan tenggelam bersama kapal dan ingin membuka kamar tersebut.
                3tahun berlalu semua cerita ini.....
Aku baru bisa mengingat semuanya. Hari hariku hanya ku gunakan di pantai ini untuk mengenang seorang kekasih sejatiku yg mampu menerimaku apa adanya. Semua hanya tinggal kenangan, janji yg terucap pun sudah terbuktikan. Aku hanya duduk sendiri di pinggir pantai dan mengenangnnya. Saat itu terlihat juga sepasang kekasih sedang ingin berlayar seperti aku dulu. Aku mendekatinya dan menawarkan untuk ikut bersama mereka. Dengan baik hati mereka menerima tawaranku, walaupun masih trauma akan kejadian dulu. Aku berniat untuk mengulangi semuanya. Seperti halnya dulu aku selalu menikmati hari hari dia atas kapal, hingga hujan turun pun aku masih di atas kapal. Tak menduga jika badai akan terjadi, ternyata kapal menabrak sebuah ombak setingga 3meter. Lalu aku langsung masuk didalam kapal dan melihat cowok dari sepasang kekasih tadi berusaha membuka kamar kekasihnya. Belum sempat mendekatinya kapal sudah terbalik. Aku dengan sekuat tenaga mendekati cowok tersebut. Walaupun air sudah melahap kapal ini, akhirnya kamar pun terbuka dan sang cewek juga masih hidup. Setelah mereka pergi meninggalkanku. Dengan semua cintaku yg dulu juga pernah seperti ini, aku kuatkan niatku untuk mengunci di kamar kapal itu. Hingga ajal menjemputku aku takkan pernah melupakan sesosok wanita yg ku sebut dengan cinta sejatiku. Didalam kamar dan air yg menenggelamkan kapal, aku hanya bisa pasrah. Aku berpikir, aku hanya ingin orang lain tak perlu sepertiku, orang lain tak harus sama denganku yg kehilangan cinta disaat maut memisahkan semuanya.
Walaupun semua ini hanya karangan atau sebuah cerita, aku sebagai penulis cerita ini yg mungkin tak sesempurna seperti cerita dari penulis” terkenal. Aku hanya ingin memberikan sebuah pelajaran bagi pembacanya bahwa “sebuah cinta selalu menghadirimu dan di setiap cinta itu terlahir tak memandang jelek ataupun kotor seseorang, cinta adalah ketulusan dalam hati dan mungkin sebuah cintalah pelajaran hidup manusia semakin berharga dan ketahuilah semuanya di saat tuhan memberikan kita pertemuan maka kita harus mengerti dan siap bahwa tuhan juga akan memberikan kita sebuah perpisahan”
SEKIAN

Komentar

Lagu Viral Terbaru